PEMILIHAN OBAT-OBAT ANTU JAMUR
Dalam memilih obat-obat anfijamur, selain diagnosis ada beberapa faktor yang harus clipertimbangkan, yaitu:
1. Anatomi atau lokasi
Anatomi atau lokasi lesi perlu diperhatikan, selain pcnting dalam pemilihan vehikulum (basis) sebagaimana ketentuan umum dalam pemilihan obat topikal, juga penting untuk mempertimbangkan perlu tidaknya diberikan obat-obat sistcmik, misalnya lesi di kepala, muka, tea-Iapak tangan dan kaki biasanya resisten terhadap terapi topikal saja, oleh kar_ena itu perlu tambahan obat sistemik.
2. Derajat dan luas lesi
Pada lesi-lesi dcrmatofitosis yang bcrat dan luas juga perlu dipertimbangkan pemberian obat antijamur sistemik Pada tinea versikolor, luasnya kulit yang terkena sangat mencntukan jenis vchikulum yang dibcrikan, apakah krim, salep atau losio.
3. sPESIES jAMUR pENYEBAB
Spesies jamur penyebab khususnya pada dermatofitosis akan sangatberpengaruh pada respons terhadap pengobatan misalnya dennarofirosis yang disebabkan Tricbophyton rubrum dengan gejala klinis yang kronis tidak mcncolok, bxasanya mcmbandel terhadap pcngobatan, sehingga perlu pcngobatan topikal lama dan sistcmik. Namun pertimbangan spcsies ini hanya dilakukan pada spesialis di
mana ada fasilitas pembiakan.
4. Harga
Walaupun obat~0bat baru umumnya mempunyai spetrum kerja yang luas, tidak ixitatif dan secara kosmctik lebih dapat diterima daripada obat-obat antijamur yang lama, namun pada umumnya harganya mahal. Padahal bebcrapa penclitian mcnunjukkan bahwa cfektifitasnya tidak jauh berbcda dengan obat-obat lama yang rclatif harganya lcbih murah.
Dari bu-bagai pgnyaldt jamur yang superfisial yang terpenting dan yang paling banyak dijumpai adalah dermatofitosis, kandidosis dan tinea versikolor, Dengan munculnya obat-obat antijamur Yang mempunyai spekmnn kerja luas kadang-kadang pengobatan dapat dilakukan tanpa mempertimbangkan jenis-jenis pcnyakit jamur terscbut.
1. Dermatofitosis
Dermatofitosis merupakan penyakit jamur superfisial yang disebabkan oleh jamur golongan dermatofita, yaitu jamur yang mempunyai sifat keratinofilik artinya untuk hidupnya perlu adanya zat tanduk (keratin). Oleh karena itu jamur ini menyerang jaringan-jaringan yang rnengandung zat tanduk seperti: stratum korneum epidermis, rambut, kuku. Ada 3 dari golongan ini yaitu: genus T richophyta, Mikrospora dan Epidermophyta. dari tiga genera ini telah diidentifikasl sebanyak 17 spesies di Indonesia (Budimulya, 1980).
Pada umumnya obat-obat antijamur topikal saja cukup untuk mengobati berbagai bentuk dermatofitosis di badan, kecuali untuk lesi-lesi kronjk dan luas serta infeksi pada rambut dan kuku yang memerlukan pula pengobatan sistemik. Lamanya pengobatan bervariasi terganrung dari macam- macam spesies penyebab dan anatomi. jika fasilitas laboratorium tidak ada, secara umum disepakati bahwa pengobatan harus diteruskan sampai 2 mjnggu setelah tanda-tanda klinishflang. Pada infeksi kronik dan kumat-kumatan s€P¢rti tinea kruris, dianjurkan unmk terapi pemeliharaan dengan obat obat murah seperti asam undesilinat atau golongan t01na_f¢a;_ Jika diperlukan pengobatan sistemik dengan gI‘lSCOfulvin am“ kewkonazol hams. digunakan .4-6 untuk_ infeksi glabrosa dan 6-8 untuk tmea kapms dan leb1h dari 6 bulan unwk mm“ “ngmum.
2. Kandididasis
Kandidiasis merupakan infeksi jamur olch Candida albicans, suatu flora normal dari saluran makanan yang dibawa kc kulit pada keaclaan panas. lembab atau maserasi.
Pada keadaan tertentu jamur tresebut mengalami metamorfosis dari bentuk saprofit (yeast) menjadi patogen (pseudohifa). Keadaan-keadaan tersebut misalnya: keadaan lokal yang mcrubah baricr kulit seperti oklusi dan penggunaan obat-obat topikal steroid, perubahana flora saluran gastrointestinal karcna antibiotik jangka panjang dan keadaan-keadaan sistemik yang menyebabkan perubahan hubungan pejamu dan parasit scpcrti kehamilan, kanker dan penggunaan obat imunosupresif.
Pada pengobatan yang terpenting adalah menghindari faktor-faktor predisposisi tcrsebut, misamya kelembaban dipcrbaiki dengan ventilasi kulit atau penggunaan bedak pcnyerap keringat. Obat-obat topikal untuk kandidiasis yang spektrumnya sempit seperti nistatin atau amfoterisin B scbenarnya cukup cfektif, namun oleh karena tidak jarang adanya ko patogen dari bakteri gram negatif pada infeksi kanfida superfisial, maka lebih dianjurkan penggunaan antijamur dengan spektrum luas. Jika sering tcrjadi relaps, dianjurkan pemakaian nistatin per oral -atau ketokonazol oral untuk mengurangi Candida albicans di usus.
Read More
- Pertimbangan umum
Dalam memilih obat-obat anfijamur, selain diagnosis ada beberapa faktor yang harus clipertimbangkan, yaitu:
1. Anatomi atau lokasi
Anatomi atau lokasi lesi perlu diperhatikan, selain pcnting dalam pemilihan vehikulum (basis) sebagaimana ketentuan umum dalam pemilihan obat topikal, juga penting untuk mempertimbangkan perlu tidaknya diberikan obat-obat sistcmik, misalnya lesi di kepala, muka, tea-Iapak tangan dan kaki biasanya resisten terhadap terapi topikal saja, oleh kar_ena itu perlu tambahan obat sistemik.
2. Derajat dan luas lesi
Pada lesi-lesi dcrmatofitosis yang bcrat dan luas juga perlu dipertimbangkan pemberian obat antijamur sistemik Pada tinea versikolor, luasnya kulit yang terkena sangat mencntukan jenis vchikulum yang dibcrikan, apakah krim, salep atau losio.
3. sPESIES jAMUR pENYEBAB
Spesies jamur penyebab khususnya pada dermatofitosis akan sangatberpengaruh pada respons terhadap pengobatan misalnya dennarofirosis yang disebabkan Tricbophyton rubrum dengan gejala klinis yang kronis tidak mcncolok, bxasanya mcmbandel terhadap pcngobatan, sehingga perlu pcngobatan topikal lama dan sistcmik. Namun pertimbangan spcsies ini hanya dilakukan pada spesialis di
mana ada fasilitas pembiakan.
4. Harga
Walaupun obat~0bat baru umumnya mempunyai spetrum kerja yang luas, tidak ixitatif dan secara kosmctik lebih dapat diterima daripada obat-obat antijamur yang lama, namun pada umumnya harganya mahal. Padahal bebcrapa penclitian mcnunjukkan bahwa cfektifitasnya tidak jauh berbcda dengan obat-obat lama yang rclatif harganya lcbih murah.
- Pertlmbangan khusus
Dari bu-bagai pgnyaldt jamur yang superfisial yang terpenting dan yang paling banyak dijumpai adalah dermatofitosis, kandidosis dan tinea versikolor, Dengan munculnya obat-obat antijamur Yang mempunyai spekmnn kerja luas kadang-kadang pengobatan dapat dilakukan tanpa mempertimbangkan jenis-jenis pcnyakit jamur terscbut.
1. Dermatofitosis
Dermatofitosis merupakan penyakit jamur superfisial yang disebabkan oleh jamur golongan dermatofita, yaitu jamur yang mempunyai sifat keratinofilik artinya untuk hidupnya perlu adanya zat tanduk (keratin). Oleh karena itu jamur ini menyerang jaringan-jaringan yang rnengandung zat tanduk seperti: stratum korneum epidermis, rambut, kuku. Ada 3 dari golongan ini yaitu: genus T richophyta, Mikrospora dan Epidermophyta. dari tiga genera ini telah diidentifikasl sebanyak 17 spesies di Indonesia (Budimulya, 1980).
Pada umumnya obat-obat antijamur topikal saja cukup untuk mengobati berbagai bentuk dermatofitosis di badan, kecuali untuk lesi-lesi kronjk dan luas serta infeksi pada rambut dan kuku yang memerlukan pula pengobatan sistemik. Lamanya pengobatan bervariasi terganrung dari macam- macam spesies penyebab dan anatomi. jika fasilitas laboratorium tidak ada, secara umum disepakati bahwa pengobatan harus diteruskan sampai 2 mjnggu setelah tanda-tanda klinishflang. Pada infeksi kronik dan kumat-kumatan s€P¢rti tinea kruris, dianjurkan unmk terapi pemeliharaan dengan obat obat murah seperti asam undesilinat atau golongan t01na_f¢a;_ Jika diperlukan pengobatan sistemik dengan gI‘lSCOfulvin am“ kewkonazol hams. digunakan .4-6 untuk_ infeksi glabrosa dan 6-8 untuk tmea kapms dan leb1h dari 6 bulan unwk mm“ “ngmum.
2. Kandididasis
Kandidiasis merupakan infeksi jamur olch Candida albicans, suatu flora normal dari saluran makanan yang dibawa kc kulit pada keaclaan panas. lembab atau maserasi.
Pada keadaan tertentu jamur tresebut mengalami metamorfosis dari bentuk saprofit (yeast) menjadi patogen (pseudohifa). Keadaan-keadaan tersebut misalnya: keadaan lokal yang mcrubah baricr kulit seperti oklusi dan penggunaan obat-obat topikal steroid, perubahana flora saluran gastrointestinal karcna antibiotik jangka panjang dan keadaan-keadaan sistemik yang menyebabkan perubahan hubungan pejamu dan parasit scpcrti kehamilan, kanker dan penggunaan obat imunosupresif.
Pada pengobatan yang terpenting adalah menghindari faktor-faktor predisposisi tcrsebut, misamya kelembaban dipcrbaiki dengan ventilasi kulit atau penggunaan bedak pcnyerap keringat. Obat-obat topikal untuk kandidiasis yang spektrumnya sempit seperti nistatin atau amfoterisin B scbenarnya cukup cfektif, namun oleh karena tidak jarang adanya ko patogen dari bakteri gram negatif pada infeksi kanfida superfisial, maka lebih dianjurkan penggunaan antijamur dengan spektrum luas. Jika sering tcrjadi relaps, dianjurkan pemakaian nistatin per oral -atau ketokonazol oral untuk mengurangi Candida albicans di usus.