Tuesday, March 7, 2017

PEMILIHAN OBAT-OBAT ANTU JAMUR

PEMILIHAN OBAT-OBAT ANTU JAMUR


  • Pertimbangan umum

Dalam memilih obat-obat anfijamur, selain diagnosis ada beberapa faktor yang harus clipertimbangkan, yaitu:
1. Anatomi atau lokasi
Anatomi atau lokasi lesi perlu diperhatikan, selain pcnting dalam pemilihan vehikulum (basis) sebagaimana ketentuan umum dalam pemilihan obat topikal, juga penting untuk mempertimbangkan perlu tidaknya diberikan obat-obat sistcmik, misalnya lesi di kepala, muka, tea-Iapak tangan dan kaki biasanya resisten terhadap terapi topikal saja, oleh kar_ena itu perlu tambahan obat sistemik.

2. Derajat dan luas lesi
Pada lesi-lesi dcrmatofitosis yang bcrat dan luas juga perlu dipertimbangkan pemberian obat antijamur sistemik Pada tinea versikolor, luasnya kulit yang terkena sangat mencntukan jenis vchikulum yang dibcrikan, apakah krim, salep atau losio.

 3. sPESIES jAMUR pENYEBAB
Spesies jamur penyebab khususnya pada dermatofitosis akan sangatberpengaruh pada respons terhadap pengobatan misalnya dennarofirosis yang disebabkan Tricbophyton rubrum dengan gejala klinis yang kronis tidak mcncolok, bxasanya mcmbandel terhadap pcngobatan, sehingga perlu pcngobatan topikal lama dan sistcmik. Namun pertimbangan spcsies ini hanya dilakukan pada  spesialis di
mana ada fasilitas pembiakan.

4. Harga
Walaupun obat~0bat baru umumnya mempunyai spetrum kerja yang luas, tidak ixitatif dan secara kosmctik lebih dapat diterima daripada obat-obat antijamur yang lama, namun pada umumnya harganya mahal. Padahal bebcrapa penclitian mcnunjukkan bahwa cfektifitasnya tidak jauh berbcda dengan obat-obat lama yang rclatif harganya lcbih murah.



  • Pertlmbangan khusus

Dari bu-bagai pgnyaldt jamur yang superfisial yang terpenting dan yang paling banyak dijumpai adalah dermatofitosis, kandidosis dan tinea versikolor, Dengan munculnya obat-obat antijamur Yang mempunyai spekmnn kerja luas kadang-kadang pengobatan dapat dilakukan tanpa mempertimbangkan jenis-jenis pcnyakit jamur terscbut.

1. Dermatofitosis
Dermatofitosis merupakan penyakit jamur superfisial yang disebabkan oleh jamur golongan dermatofita, yaitu jamur yang mempunyai sifat keratinofilik artinya untuk hidupnya perlu adanya zat tanduk (keratin). Oleh karena itu jamur ini  menyerang jaringan-jaringan yang rnengandung zat tanduk seperti: stratum korneum epidermis, rambut, kuku. Ada 3 dari golongan ini yaitu: genus T richophyta, Mikrospora dan Epidermophyta. dari tiga genera ini telah diidentifikasl sebanyak 17 spesies di Indonesia (Budimulya, 1980).

Pada umumnya obat-obat antijamur topikal saja cukup untuk mengobati berbagai bentuk dermatofitosis di badan, kecuali untuk lesi-lesi kronjk dan luas serta infeksi pada rambut dan kuku yang memerlukan pula pengobatan sistemik. Lamanya pengobatan bervariasi terganrung dari macam- macam spesies penyebab dan anatomi. jika fasilitas laboratorium tidak ada, secara umum disepakati bahwa pengobatan harus diteruskan sampai 2 mjnggu setelah tanda-tanda klinishflang. Pada infeksi kronik dan kumat-kumatan s€P¢rti tinea kruris, dianjurkan unmk terapi pemeliharaan dengan obat obat murah seperti asam undesilinat atau golongan t01na_f¢a;_ Jika diperlukan pengobatan sistemik dengan gI‘lSCOfulvin am“ kewkonazol hams. digunakan .4-6  untuk_ infeksi glabrosa dan 6-8  untuk tmea kapms dan leb1h dari 6 bulan unwk mm“ “ngmum.

2. Kandididasis
Kandidiasis merupakan infeksi jamur olch Candida albicans, suatu flora normal dari saluran makanan yang dibawa kc kulit pada keaclaan panas. lembab atau maserasi.

Pada keadaan tertentu jamur tresebut mengalami metamorfosis dari bentuk saprofit (yeast) menjadi patogen (pseudohifa). Keadaan-keadaan tersebut misalnya: keadaan lokal yang mcrubah baricr kulit seperti oklusi dan penggunaan obat-obat topikal steroid, perubahana flora saluran gastrointestinal karcna antibiotik jangka panjang dan keadaan-keadaan sistemik yang menyebabkan perubahan hubungan pejamu dan parasit scpcrti kehamilan, kanker dan penggunaan obat imunosupresif.

Pada pengobatan yang terpenting adalah menghindari faktor-faktor predisposisi tcrsebut, misamya kelembaban dipcrbaiki dengan ventilasi kulit atau penggunaan bedak pcnyerap keringat. Obat-obat topikal untuk kandidiasis yang spektrumnya sempit seperti nistatin atau amfoterisin B scbenarnya cukup cfektif, namun oleh karena tidak jarang adanya ko patogen dari bakteri gram negatif pada infeksi kanfida superfisial, maka lebih dianjurkan penggunaan antijamur dengan spektrum luas. Jika sering tcrjadi relaps, dianjurkan pemakaian nistatin per oral -atau ketokonazol oral untuk mengurangi Candida albicans di usus.

Read More

Monday, March 6, 2017

Antijamur sistemik


Sebagian besar penyakit jamur superficial memang dapat diobati dengan preparat topikal, akan tetapi beberapa kasus ternyata tidak responsif terhadap pengobatan topikal atau karena lesi yang cukup luas, sehingga diperlukan pengobatan sistemik. dikenal 3 macam obat antijamur sistemik atau peroral yaitu:

  1. Golongan antibiotik polien
  2. Griseofulvin
  3. Golongan imidazol
Golongan antibiotik polien
Nistatin dan amfoterisin-B selain dipergunakan secara to[ikal dapat juga digunakan secara oral atau sistemik.
Nistatin per oral dimaksudkan untuk membersihakn  kandida pasa saluran pencernaan.

Griseofulvin
Merupakan antibiotik yang berasal dari penisillium riseofulvum. dengan penemuan obat ini sebagai obat anti jamur yang sangat efektif terhadap dermatofitosis, merupakan era baru dalam pengobatan penyakit jamur superficial dan sampai saat ini masih efektif dan cukup aman dalam pengobatan dermatofitosis.

Ketokonazole
Sampai saat ini merupakan satu satunya obat anti jamur golongan imidazol yang dipakai secara sistemik. Obat ini sangat efektif terhadap kandidosis,, beberapa infeksi jamur profunda, dermatofitosis, dan tinea versicolor.

Read More

Obat-obat anti jamur topikal

Ada bermacam macam obat antijamur topikal, dengan variasi potensi dan efek sampingnya. kebanyakan sediaan topikal yang lama, seperti asam benzoat dan asam undesilenat mempunyai aktifitas anti jamur rendah yang hanya menggantungkan efek keratolitiknya saja, selain itu obat obat ini kebanyakan bersifat iritatif, sehingga dianjurkan penggunaannya terbatas pada lesi-lesi non-inflamasi dan tidak aktif.

Secara garis besar obat obat anti jamur topikal dapat dibago menjadi 11 golongan (Deakin;2001; Smith 2005)

  1. Golongan asam asam organik.
  2. Golongan asam undesilenant
  3. Golongan sulfur
  4. Golongan zat warna trifenilmetan
  5. Golongan hidrosikuinolin
  6. Golonga tiokarbonat
  7. Golongan antibiotik polien
  8. Golongan Haloprogin
  9. Golongan imidazol
  10. Golongan Siklopiroksolamin
  11. Golongan Alilamin
Read More

Anti jamur dalam dermatologi

Penyakit jamur superficial adalah penyakit kulit yang sering dijumpai di pusat pusat pelayanan kesehatan di indonesia. dan pada masa kini cukup banyak obat obatan anti jamur yang beredar di pasaran. khususnya untuk jamur superficial baik yang dipakai secara topikal maupun sistemik. Membanjirnya jenis-jenis obat anti jamur tesebut di pasaran mengharuskan seorang dokter dapat memilih dengan tepat obat obat anti jamur yang diperlukan

Obat anti jamur topikal yang lama pada umumnya mempunyai aktifitas antijamur lemah, spektrumnya sempit, dan kadang kadang menyebabkan iritasi, tetapi harganya murah. sebaliknya obat-obat anti jamur topikal yang baru umunya mempunyai aktifitas antijamur kuat, spektrum luas, tersedia dalam sediaan yang menyenangkan, tetapi harganya mahal, untuk pitu pemilihan obat anti jamur harus didasarkan atas diagnosa yang tepat, anatomi atau lokasi lesi, derajar dan luasnya lesi, dan pertimbangan harga.

Obat anti jamur sistemik sebaiknya dibatasi penggunaannya pada kondisi-kondisi tertentu mengingat efek sampingnya tidak sedikit.

Lanjutkan membaca . . .
Read More
Powered by Blogger.

© 2011 Pengobatan Penyakit Kulit dan Kelamin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena